Ketika Tanda + Muncul

Semalam saya di sms adik sepupu saya di Ngawi yang umurnya memang gak begitu jauh dengan saya, hubungan kami memang dekat banget karena dulu memang dijogja kami sama-sama menimba ilmu dalam satu rumah ditempat orang tua saya. Smsnya cuma beberapa kata tapi langsung membangkitkan semangat saya untuk menelpon dia.

Ya, smsnya tentang kehamilannnya yang masih sangat muda umurnya, mungkin sekitar 2-4 mingguan. Sambil sesenggukan dia menjawab telpon saya…, tanpa saya bertanyapun saya tahu kalau dia sedang menangis. jadilah saya bertanya suaminya kemana, karena saat hamil saya dulu saya juga merasakan bahwa suami adalah orang yang paling diinginkan bisa mengurangi sedikit rasa tidak enak, mual, dan muntah saat hamil, meskipun itu cuma dengan dielus-elus, dipijat ataupun diajakin ngobrol tentang bayi. klise memang, tapi itu benar-benar obat ampuh untuk mengurangi segala keluh kesah. Namun kadang suamikan tidak bisa merasakan perubahan-perubahan dalam diri istrinya akibat dari hormon kehamilan. Dia bilang suaminya ada. Oke, pertanyaan pertama masih diselingi sesenggukan jawabannya, berarti masih sedih atau sengsara, entah apa yang dirasakan saya juga gak tanya, takutnya malah tambah nangisnya.

Setelah beberapa pertanyaan terlontar dari saya, akhirnya suasana hatinya cair juga. huuufffttt…memang ibu hamil itu susah-susah gampang. Malahan dia ketawa ngakak pas saya bilang rumah saya bocor pas hujan kemarin. Aneh kan!

Ya begitulah, sesi curhat dimulai. Tentang segala keluhan kehamilan dia yang tidak bisa makan kalau mencium bau masakan yang baru saja matang. well, saya tidak heran dengan kondisinya yang begitu. saya kemudian sembari melayangkan pikiran pada saat saya sendiri hamil. waktu itu memang nafsu makan turun drastis, tapi saya dulu paling gak suka bau masakan yang bumbunya ada bawang putihnya. pernah juga ada tukang bakso yang lewat depan rumah bisa bikin saya muntah semuntah-muntahnya. hebat banget ya tuh tukang bakso, padahal jarak jalan yang dilewati tukang bakso kerumah saya ada mungkin 100-200 meter, tapi indra penciuman saya ternyata menjadi sangat-sangat tajam. Mungkin sama yang dialami adik sepupu saya juga begitu. wajar kok!

Saya bilang hati-hati, jaga kondisi tubuh, dan cuma kita sendiri yang hamil yang tahu seberapa kemampuan kita untuk bekerja. Kalau bisa istirahat ya istirahat, mengingat umur kehamilan yang masih muda berarti masih rawan-rawannya. Dia bilang memang kerjaannya lagi banyak, karena sekarang adalah waktunya untuk kunjungan ke SD untuk memberi imunisasi. Ya, adik sepupu saya bidan. Saya mengira pastinya dia lebih menguasaiĀ  dong teori hamil-kehamilan-ibu hamil daripada saya. Ternyata memang hamil itu tidak bisa dirasakan hanya pada penguasaan teori, karena prakteknya lain sekali rasanya. Mungkin dulu dia bisa ngasih nasehat ke saya waktu kehamilan saya untuk banyak makan biar bayinya sehat, tidak boleh makan ini dan itu karena mengandung ini…..well, sekarang dia merasakan segala teori tidak bisa dipraktekkan dalam kehamilannya.

Sebenarnya, ibu yang hamil itu rasanya payah, payah, dan payah. itu juga sudah disebutkan dalam Kitab Allah “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula) …” (al-Ahqaf: 15)

Kehamilan akan terasa menyenangkan jika kita mau berserah diri kepada Allah, bahwasannya hanya DIA yang mampu meringankan beban ibu hamil, karena DIA lah yang telah menitipkan rizkiNya dalam bentuk anak. Jalani dan nikmati dengan ikhlas, sejujurnya nanti saat bayi dalam kandungan telah lahir, semua keluh kesah dan sakit akan menjadi senyum dan tawa bahagia. Sangat bahagia! Trust Me…

Gambar